Telah muncul pada akhir masa sahabat orang yang menganggap bahwa iman yang dapat menyelamatkan pelakunya dari neraka adalah syahadat yang hanya diucapkan dengan lesan dan diikrarkan dalam hati. Walaupun ia belum pernah beramal shalih entah shalat, zakat, haji, berbakti pada orang tua, dan belum pernah melaksanakan berbagai perintah diin, dan ia mengira tidak membatalkan imannya dan tidak mengeluarkan dari millah islam.
Demikian pula jika ia berbuat kemungkaran dan melakukan seluruh dosa-dosa besar, bahkan sujud kepada selain Allah, berdo’a kepada selain-Nya, menghalalkan yang diharamkan Allah, menharamkan yang dihalalkan Allah, dan berhukum atas segala urusan dengan hukum selain islam, bahkan walaupun mencela Allah dan rasul-Nya serta diin. Mereka menganggap bahwa itu adalah amalan dhohir sedangkan hatinya masih beriman – menurut anggapan mereka – dan tidak mengeluarkan mereka dari keislaman.
Mereka mengira bahwa orang yang semasa hidupnya belum pernah sujud sama sekali, belum melakukan perintah Allah satupun, dan melakukan berbagai amalan-amalan kekafiran telah mendapat rahmat Allah di akhirat. Dan mereka mendapatkan syafa’at di akhirat. Mereka menganggap jika mendapat adzab di akhirat maka akan diringankan dengan syafa’at dan syahadat dia dengan lesan dan hatinya saat di dunia.
ketika muncul pemikiran yang berbahaya ini, tampillah para tabi’in dan ulama’ ahlussunnah menyeru untuk menjauhi pemikiran tersebut disetiap tempat. Mereka serukan ummat untuk menjauhi pemikiran yang hina dan telah merusak pondasi-pondasi islam ini. merekapun menamai fitnah ini dengan fitnah irja’.
Ahlussunnah wal jama’ah memberikan ta’rif iman dengan perkataan lesan, pembenaran hati dan amalan anggota badan. Dan salah satu dari ketiganya tidak berguna jika berdiri sendiri-sendiri. Mereka bahtah tulisan-tulisan ahlul bid’ah dengan kalamullah dan juga kalam rasulullah sallallahu alaihi wasallam serta ijma’ sahabat. Disamping itu juga dengan penalaran akal sehat bahwa tidak mungkin berkumpul kekafiran dan keimanan dalam hati seseorang. Dan bagaimana mungkin dikumpulkan antara kemaksiatan dengan dengan keimanan dan ketundukan ?.
ketika muncul pemikiran yang berbahaya ini, tampillah para tabi’in dan ulama’ ahlussunnah menyeru untuk menjauhi pemikiran tersebut disetiap tempat. Mereka serukan ummat untuk menjauhi pemikiran yang hina dan telah merusak pondasi-pondasi islam ini. merekapun menamai fitnah ini dengan fitnah irja’.
Ahlussunnah wal jama’ah memberikan ta’rif iman dengan perkataan lesan, pembenaran hati dan amalan anggota badan. Dan salah satu dari ketiganya tidak berguna jika berdiri sendiri-sendiri. Mereka bahtah tulisan-tulisan ahlul bid’ah dengan kalamullah dan juga kalam rasulullah sallallahu alaihi wasallam serta ijma’ sahabat. Disamping itu juga dengan penalaran akal sehat bahwa tidak mungkin berkumpul kekafiran dan keimanan dalam hati seseorang. Dan bagaimana mungkin dikumpulkan antara kemaksiatan dengan dengan keimanan dan ketundukan ?.
Bid’ah murji’ah ini telah dimunculkan kembali hari ini dengan nama baru dan bentuk baru. Bahkan mereka menamakan diri mereka dengan ahlussunnah dan pengikut salafus shalih.
Arti iman yang benar
Iman menurut ahlussunnah wal jama’ah terdiri dari tiga unsur. Keyakinan dalam hati, persaksian dengan lesan dan beramal dengan anggota badan. Jika hilang salah satunya, hilanglah iman. Barang siapa yang bersaksi dengan lesannya bahwa tidak ada ilah kecuali Allah sedang hatinya tidak beriman, maka ia kafir munafiq walaupun ia shalat dan puasa serta haji. Dan jika ia mengakui dengan hati sedang tidak mengucapkan dengan lesannya, maka dia kafir walaupun melaksanakan sebagian dari syari’at islam sebagaimana abu thalib.
Iman menurut ahlussunnah wal jama’ah terdiri dari tiga unsur. Keyakinan dalam hati, persaksian dengan lesan dan beramal dengan anggota badan. Jika hilang salah satunya, hilanglah iman. Barang siapa yang bersaksi dengan lesannya bahwa tidak ada ilah kecuali Allah sedang hatinya tidak beriman, maka ia kafir munafiq walaupun ia shalat dan puasa serta haji. Dan jika ia mengakui dengan hati sedang tidak mengucapkan dengan lesannya, maka dia kafir walaupun melaksanakan sebagian dari syari’at islam sebagaimana abu thalib.
Dan barang siapa bersaksi dengan lesannya dan hatinya mengakui, akan tetapi berpaling dari amalan-amalan islam secara keseluruhan tanpa paksaan, seperti haji, shalat, puasa, zakat dan lainnya, maka ia kafir kekal dalam neraka.
Kalimat yang ditebalkan inilah yang menjadi perdebatan panjang antara ahlussunnah dengan murji’ah. Karena menurut murji’ah seseorang tetap sempurna imannya walaupun meninggalkan amal sebagaimana dikatakan oleh murji’atul fuqoha’.
Berkata Muhammad bin Husain Al Ajurri rahimahullah : ketahuilah- semoga Allah merahmati kita dan kalian – bahwasanya apa yang telah disepakati ulama’ul muslimin : Bahwasanya iman adalah wajib bagi setiap hamba. Dan ia pembenaran hati, pengikraran dengan lesan dan bermala dengan anggota badan.
Kemudian ketahuilah : sesungguhnya tidak ada gunanya mengetahui dengan hati dan membenarkan kecuali harus dibarengi dengan iman di lesan dengan mengucapkannya. Dan tidak ada gunanya mengetahui dengan hati dan mengucapkan dengan lesan sehingga ia beramal dengan anggota badan. Jika tiga sifat ini terpenuhi maka ia adalah orang yang beriman [ As Syari’ah : 120 ].
Dan berkata juga : Ketahuilah – semoga Allah merahmati kita dan kalian – wahai ahlal qur’an, dan wahai ahlal ‘ilmi dan juga para ahli sunnah dan atsar. Dan juga siapa saja yang Allah faqihkan dalam urusan diin dalam hal halal dan haram. Jika kalian mentadaburi al qur’an sebagaimana Allah telah perintahkan pada kalian, maka kalian akan tahu bahwa Allah ‘Azza wajalla mewajibkan kepada orang-orang beriman setelah beriman pada-Nya dan juga rasul-Nya : untuk beramal. Dan bahwa sanya Allah ‘Azza wajalla tidak memuji orang-orang yang beriman dan meridhoi mereka dan merekapun ridho pada Allah, dan mendapat pahala berupa jannah serta selamat dari neraka kecuali dengan iman dan amal shalih. Dan iman harus disertai amal shalih, karena tidak akan masuk jannah seseorang hanya dengan imannya saja sampai ia beramal shalih yang sesuai dengan imannya. Maka menjadilah iman itu tidak sempurna pada diri seseorang sehingga membenarkan dengan hatinya, mengucapkan dengan lesannya, serta beramal dengan anggota badannya. Hal ini jelas akan didapatkan bagi orang yang mentadaburi alqur’an dan lembarannya, ia akan mendapatkan sebagaimana yang aku sebutkan.
Ketahuilah – semoga Allah merahmati kita dan juga kalian – aku telah mebuka lembaran-lembaran qur’an dan aku mendapatkan di dalamnya 54 tempat pada kitabullah ‘Azza wajalla : Bahwasanya Allah tidak akan memasukkan seorang mukmin ke jannah dengan iman saja. Akan tetapi Allah masukkan mereka ke jannah dengan rahmat-Nya kepada mereka dan dengan iman yang dibarengi amal shalih. Ini menjadi bantahan kepada orang yang berkata : iman hanyalah mengetahui saja. Dan bantahan kepada orang yang berkata : mengetahui saja cukup tanpa amal. Kita berlindung pada Allah dari perkataan ini. [ As Syari’ah : 123 – 124 ].
Bahaya pemikiran murji’ah pada ummat :
Pemikiran ini sangat berbahaya terhadap ummat islam. Diantaranya adalah :
Pemikiran ini sangat berbahaya terhadap ummat islam. Diantaranya adalah :
1. Membiarkan berbagai kekufuran dan kemaksiatan pada kaum muslimin. Dan yang paling nampak adalah; membiarkan hukum selain hukum Allah diterapkan di bumi, membiarkan orang mencela Allah, rasul dan juga din islam, membiarkan orang-orang yang memusuhi Allah dan rasul-Nya. Semua perbuatan tersebut mereka yakini tidak merusak keimanan, dan mereka masih akan mendapatkan jannah di akhirat.
2. Diantara akibat yang buruk dari pemikiran tersebut, memberika dukungan terhadap orang-orang munafik dan kafir. Mereka masih menganggap sebagai seorang muslim kepada siapa saja yang mengucapkan syahadat walaupun meninggalkan shalat, zakat, shaum, haji dan amalan-amalan lainnya. Sehingga mereka memberi peluang bagi mereka-mereka ini untuk menjadi pimpinan kaum muslimin selama tidak mengusir orang-orang islam.
3. Yang lebih parah lagi adalah menuduh para pejuang-pejuang islam dengan sebutan khowarij. Hal tersebut dikarenakan para mujahidin telah menghukumi kafir kepada orang yang telah Allah kafirkan seperti meninggalkan shalat, menghina diin islam, mencela Allah dan rasul serta para wali-Nya, mengganti syari’at, dan orang-orang yang memerangi islam. Dengan aqidah mereka yang sesat ini, mereka memberikan perwalian kepada musuh-musuh Allah dan sebaliknya memerangi para wali Allah dengan lesan, tulisan dan bahkan badan mereka. Sungguh disayangkan perbuatan ini telah banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok sesat murji’ah ini.
4. Lebih membahayakan lagi, bahwa para pengikut murji’ah hari ini telah menggunakan nama pengukut ahlussunnah waljama’ah. Maka muncullah fitnah baru dalam menghalang-halangi ummat dari jalan Allah dengan nama ahlusssunnah. Ummatpun menjadi bingung, siapa sebenranya yang ahlusssunnah ?.
5. Diantara kejelekan pemikiran ini, mereka menghantam kewajiban untuk mengingkari kemungkaran yang menjadi asas islam. Padahal dengannya islam akan terjaga dari musuh-musuhnya, dan juga orang-orang yang ingin merusaknya.
6. Mereka mengembalikan seluruhnya kepada hati. Padahal tidak ada yang tahu isi hati kecuali Allah Ta’ala. Dan mereka mentakwil berbagai ayat dan hadist yang jelas agar maknanya dapat disimpangkan. Lihatlah pada dalil-dalil yang dipaparkan oleh mereka dalam tulisan-tulisan dan juga ceramah mereka.
Masih banyak bahaya pemikiran murji’ah yang belum kami tulis. Dan semoga yang sedikit ini memberi gambaran pemikiran yang tentang murji’ah. Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dan juga saudara-saudara kita dari fitnah yang menyesatkan ini. dan semoga Allah Ta’ala mewafatkan kita dalam keadaan berjalan diatas jalan yang lurus. Jalan para nabi, syuhada’ dan shalihin.
Jika ingin mendalami materi ini silahkan antum buka : Al burhan ‘ala anna tarikul ‘amal ihtiyaron faqidun liashlil iman. Karangan syaikh Abdurrahman abdul Kholiq.
Saudara kalian : Amru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar